Live Program Jelajah UHF Digital

Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang

JAKARTA – Amerika Serikat (AS) menghadapi risiko gagal bayar utang pada tanggal 1 Juni mendatang, yang dapat berdampak negatif terhadap Indonesia, termasuk penurunan harga komoditas ekspor dan ancaman terhadap industri tekstil.

Presiden AS, Joe Biden, telah memperingatkan bahwa jika gagal bayar terjadi, ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi dengan 8 juta warga AS kehilangan pekerjaan, dan reputasi internasionalnya akan terpengaruh secara signifikan. Total utang AS diperkirakan mencapai kisaran US$31 triliun atau sekitar Rp 460.000 triliun.

Yusuf Rendy Manilet, seorang ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menjelaskan bahwa gagal bayar tersebut akan melemahkan atau melambatkan perekonomian AS, yang akan berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian negara-negara global, termasuk Indonesia.

“Dalam konteks dampak langsung, berbagai produk ekspor yang biasanya memiliki Amerika Serikat sebagai tujuan utama akan mengalami penurunan kinerja atau perlambatan seiring dengan menyebarluasnya krisis utang,” kata Yusuf.

Yusuf menyoroti bahwa industri tekstil dan produk turunannya merupakan salah satu sektor domestik yang sangat menggantungkan ekspor ke AS. “Tentu saja, kabar perlambatan di Amerika Serikat bukanlah berita baik bagi industri ini. Terutama karena sektor ini telah menghadapi tekanan dalam beberapa tahun terakhir akibat masalah daya saing produk industri tekstil dan turunannya di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, dampak tidak langsung terhadap Indonesia, menurut Yusuf, adalah bahwa krisis utang AS akan berdampak pada negara mitra dagang utama AS, termasuk Tiongkok, yang juga merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia.

“Ketika terjadi perlambatan dalam perekonomian Tiongkok akibat dampak spillover dari krisis utang, ini juga akan mempengaruhi produk ekspor Indonesia ke Tiongkok. Misalnya, produk komoditas seperti batubara dan nikel, ada potensi bahwa harga kedua komoditas ini juga akan melambat,” terangnya.

Dengan demikian, Yusuf menyimpulkan bahwa gagal bayar AS akan menyebabkan penurunan harga komoditas, yang pada gilirannya akan berdampak negatif terhadap kinerja sektor-sektor yang bergantung pada komoditas tersebut.

“Dengan mempertimbangkan analisis di atas, Indonesia perlu mengantisipasi dampak spillover dari situasi yang dialami oleh AS. Dampak yang paling terasa adalah melemahnya perekonomian global, yang juga akan berdampak pada banyak negara. Oleh karena itu, potensi kinerja perdagangan antara Indonesia dan banyak negara kemungkinan akan terpengaruh jika kondisi di AS terus berlanjut,” tutupnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *