JAKARTA – Ledakan besar terjadi di Ibu Kota Lebanon, Beirut pada hari Selasa 4 Agustus 2020. Ledakan yang menewaskan 78 rang dan membuat ribuan orang luka berat ini diketahui berasal dari salah satu gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang sudah disimpan sejak 6 tahun lalu tanpa adanya pengawasan.
Untuk diketahui amonium nitrat adalah senyawa kimi (NH4O3) dengan bentuk kristal yang mudah dilarutkan. Senyawa ini biasanya digunakan petani untuk menumbuhkan tanaman karena dikenal sebagai pupuk yang kaya akan Nitrogen.
Biasanya senyawa ini dipakai untuk merangsang pertumbuhan tanaman dalam ladang berskala besar. Namun, lain hal jika senyawa ini terkena api. Bahan ini sangat mudah meledak serta melepaskan gas beracun salah satunya nitrogen dan amonia.
Bahkan amonium nitrat juga diketahui menjadi salah satu bahan utama ANFO yakni bahan peledak industri yang paling populer. penggunaan ANFO ini biasa digunakan dalam penambangan batu-bara, penggalian, penambangan logam serta juga konstruksi sipil karena mudah digunakan menjadi salah satu kelebihan ANFO jika dibandingkan bahan peledak lainnya.
Sebelumnya amonium nitrat dapat ditemukan secara alami di kawasan Gurun Atacama, Chili. Namun karena jumlahnya yang semakin terkikis dan beberapa pertimbangan lainnya, saat ini hampir 90 persen amonium nitrat yang digunakan adalah sintetik.
Selain itu senyawa kimia ini juga pernah digunakan sebagai salah satu bahan peledak dalam peristiwa bom Delhi pada tahun 2011 lalu dan ledakan di Hyderabad, India.
